Apakah Marketing itu?

Peter Drucker tidak mengarang buku yang khusus membahas marketing. Buku Drucker on Marketing adalah kompilasi tulisannya tentang marketing yang tercecer di beberapa bukunya. William Cohen, salah satu muridnya, yang mengumpulkan tulisan-tulisannya.
Philip Kotler, salah satu tokoh marketing ternama dalam sambutannya di buku ini mengungkapkan sesuatu yang menarik. "Banyak orang menganggap bahwa Kotler adalah Bapak marketing modern. Kotler bilang bila demikian, maka, Peter Drucker adalah Mbah-nya marketing modern."
Lalu apa yang membedakan konsep marketing Drucker dari yang lain? Jawabannya adalah manusia. Maksudnya?
Ketika menjelaskan apa itu marketing, yang lain menyebutkan bahwa marketing itu punya era sendiri-sendiri. Paling tidak ada enam era. 
1. Pertama era craftmen and simple trade era. Era ini terjadi saat produk atau jasa baru dikuasai oleh orang per orang. Yang produksi sepatu adalah pengerajin sepatu, yang produksi susu adalah peternak sapi susu dan sebagainya.
2. Kedua disebut dengan the production era. Hal ini ditandai dengan munculnya mesin-mesin yang mampu membuat produk dalam jumlah besar. 
3. Ketiga disebut selling era. Karena mulai banyaknya produk, maka harus ada pihak ketiga yang menjembatani antara produsen dan konsumen. Inilah muncul istilah sales.
4. Keempat dikenal dengan marketing era. Saat sales bermunculan dan orang mulai jenuh maka orang berpikir, kenapa tidak membuat produk yang memang sudah diinginkan orang. Lalu muncul berbagai macam teknik survey untuk mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan oleh orang.
5. Kelima marketing company era. Era ini ditunjukkan dengan adanya pandangan bahwa marketing adalah sesuatu yang integral dalam perusahaan.
6. keenam adalah Societal marketing era. Era ini menunjukkan bahwa marketing juga harus bermanfaat bagi masyarakat. Seharusnya masalah-masalah sosial di masyarakat juga jadi perhatian perusahaan.
Marketing itu tidak dibentuk oleh waktu, kebijakan, dan pengaruh luar lainnya. Yang memunculkan marketing adalah manusia. Inilah yang jadi pembeda dari marketingnya Drucker.
Dia mengamati fenomena-fenomena marketing sepanjang sejarah. Tidak hanya yang dilakukan oleh perusahaan tapi juga individu. Maka ada beberapa nama yang muncul dalam definisi marketing Drucker. Mitsui, Sears-Roebuck, Cadillac, Merks & Spencer, dan Rolls Royce, inilah beberapa nama yang jadi perhatian Drucker.
Mitsui adalah nama keluarga di Tokyo yang pertama kali mengenalkan marketing pada dunia menurut Drucker. Hal ini terjadi di tahun 1650. Saat itu di Tokyo, petani menjual beras dan sayuran. Peternak menjual daging, kulit dan susu. Pembuat sandal menjual sandal. Tapi Mitsui menawarkan banyak jenis produk. Dia menawarkan apa yang dibutuhkan pembeli, bukan menjual produk yang dibuat.
Hal ini juga yang dilakukan oleh Sears & Roebuck dan Marks & Spencer. Keduanya baru menggunakan apa yang dilakukan Mitsui pada tahun 1900-an. Yang mereka lakukan sama, menghasilkan yang dibutuhkan oleh pasar.
Cadillac dan Rolls Royce punya cerita yang hampir mirip. Pasca Perang Dunia II, mobil menjadi kendaraan umum yang lumrah dijumpai di mana-mana, harganya semakin murah. Tapi dua perusahaan mobil ini melakukan hal yang berbeda. Mereka tidak menurunkan harga, malah sebaliknya harganya gila-gilaan. Yang aneh, dua-duanya sukses.
Kenapa? Karena mereka tahu siapa pembelinya. Mereka juga paham apa yang sebenarnya dibeli dari mereka. Kompetitor Cadillac bukan Chevrolet, Ford atau Volkswagen. Kompetitornya adalah perhiasan dan berlian yang supermahal. Yang dibeli dari Cadillac bukan transportasi, tapi status.

Begitu juga dengan Rolls-Royce. Harganya saat itu setara dengan kapal pesiar. Mereka menjanjikan mobilnya tidak akan pernah rusak. Bahkan pengemudinya khusus dilatih oleh Rolls-Royce sendiri. Lagi-lagi, ini bukan beli transportasi tapi status. Dan karena mereka sadar bahwa status inilah yang dibutuhkan pembeli, bisnis mereka tetap jalan.
Sehingga yang dapat saya katakan disini konsumen memegang peranan penting sebelum kualitas sebuah produk. saya tidak mengatakan kualitas suatu produk tidak penting, tetapi dengan memahami kebutuhkan dari  konsumen dan dengan dapat menyediakan kebutuhan mereka dalam memecahkan masalah mereka akan memudahkan pekerjaan anda dalam marketing. karena setiap era marketing, akan selalu terjadi perubahan dalam pemecahan masalah konsumen.
Menurutku ini adalah inti dari sebuah marketing. Iya, pelanggan dan calon pelangganmu sebenarnya tidak peduli denganmu. Apapun yang kau lakukan untuk mereka, jangan harap mereka akan membalasnya.
Agak kejam, tapi itulah kenyataannya. Pelanggan adalah manusia yang paling egois. Mereka tidak memperhatikan kecuali diri mereka sendiri. Bahkan kalaupun mereka melakukan kebaikan kepadamu, itu sebenarnya bukan untukmu, tapi untuk diri mereka sendiri.
Ketika kau memberikan diskon bukan produkmu yang bagus, tapi mereka mendapat diskon, itulah keuntungan buat mereka. Dan karena alasan itu mereka memilih produkmu.
Ketika kau mendapat pelanggan baru bukan berarti mereka menganggap produkmu unggul. Mereka hanya sekedar mencoba apakah produkmu memberi solusi atas masalah mereka atau tidak. Bila produkmu berhasil memberi solusi, mereka akan dengan sangat senang karena masalah mereka terpecahkan. Bukan karena produkmu yang bagus.
Mulai sekarang bila kau ingin marketingmu sukses, pikirkan calon pelangganmu sebelum kau memikirkan produkmu. Seperti apa pelangganmu? Apa yang mereka butuhkan? Masalah apa yang mereka hadapi? Apakah produk dan jasamu membantu mereka? Bila tidak, sediakan uang yang bertumpuk untuk iklan yang penuh ketidakpastian. Atau.coba tengok kembali calon pelangganmu. 



Sumber : https://nasihatbijak.wordpress.com



Comments

Popular posts from this blog

Rahasia Mengatur Channel Wifi 99,99% Stabil

Mengakses/Meremot Modem Indihome melalui jaringan Internet

MODE BRIDGE DALAM MODEM INDIHOME