KONSISTENSI PART 2
APAKAH KONSISTENSI ITU MEMBOSANKAN DAN MEMBUAT ANDA MERASA SEPERTI PECUNDANG?
Pada artikel sebelumnya saya sudah menjabarkan tentang konsistensi dan contoh arti kata konsistensi dari beberapa atlit kelas dunia dan cerita konsistensi samurai legendaris asal negeri sakura.
Kita sudah tahu bener bahwa konsistensi sangat penting agar tujuan kita dapat tercapai dan perkembangan kemampuan kita bisa lebih optimal lagi, tapi kenapa kita sering merasa hal ini sia-sia saja, membosankan, dan anda merasa seperti pecundang. Pada awalnya konsistensi membuat kita merasa seperti pecundang, kita akan menghabiskan banyak waktu bekerja, bekerja, dan berusaha namun tetap merasa gagal, gagal lagi, dan terus merasa dibawah sampai akhirnya kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Melakukan sesuatu secara berulang-ulang dengan konsisten itu tentu membosankan, itulah sebab tidak banyak orang bersedia melakukannya, jadi jika Anda merasa tidak berbakat/hebat dalam bidang apapun, konsistensi akan membuat Anda menjadi lebih baik. Namun pastikan juga Anda konsisten dalam hal yang benar, karena konsisten/kerja keras pada hal yang salah justru akan menghabiskan waktu dan tenaga Anda secara sia-sia.
Saya lebih suka mengatakan " You can't lose as long as you keep fighting" anda tidak akan kalah selama anda masih berusaha dan bekerja.
Ada waktu dimana kita sebagai manusia biasa merasa lelah, bosan dan takut yang kadang membuat kita tidak konsisten. Tapi perlu kita tahu bahwa semua orang sukses juga merasakan lelah, bosan dan takut saat melakukan suatu tindakan yang konsisten, tapi mereka memilih untuk tetap konsisten.
Berikut ini saya akan memberikan contoh tentang aplikasi dari sebuah usaha yang konsisten :
Ada sebuah turnamen sepakbola ada 2 tim yang menonjol. tim a yang pada penyisihan grup menang 8-0, 6-0, 4-0, 5-0. dan tim B yang pada penyisihan grup hanya menang 1-0, 3-0, 2-0, 2-0. Tetapi pada babak perdelapan tim A kalah 1-0 dari tim lain. Dan tim B menang 2-0 dari tim lain. sehingga tim B bisa melaju ke babak perempat final dan seterusnya. Sedangkan tim A harus merelakan tim nya pulang kandang karena kalah di babak perdelapan. Dapat diambil kesimpulan bahwa tim B lebih konsisten dari tim A. Tim B bisa terus menang walaupun dengan performa yang stabil dengan skor yang tidak terlalu menonjol, Sedangkan tim A menang hanya di penyisihan grup dengan skor yang menyakinkan tetapi performanya menurun di akhir-akhir turnamen. Usaha yang sedikit demi sedikit, stabil, dan meningkat. Jauh lebih baik dari pada usaha yang membabi buta dan angin-anginan.
Saya akan memberikan contoh tentang teori 10.000 jam untuk menjadi sukses. 10.000 jam untuk menjadi sukses adalah sebuah teori dari Malcom Gladwell, dimana dari hasil penelitiannya bahwa orang-orang sukses sudah menjalani lebih dari 10.000 jam untuk menjadi sukses.
Ada waktu dimana kita sebagai manusia biasa merasa lelah, bosan dan takut yang kadang membuat kita tidak konsisten. Tapi perlu kita tahu bahwa semua orang sukses juga merasakan lelah, bosan dan takut saat melakukan suatu tindakan yang konsisten, tapi mereka memilih untuk tetap konsisten.
Pada akhirnya saat kita melakukan konsisten dan kita mengalami hambatan berupa rasa bosan, lelah, takut maka hanya ada 2 hal yang akan selalu kita lakukan :
- Kita mengejar sesuatu, atau
- Kita menghindari/mencegah sesuatu
Saat Anda menghindari sesuatu maka Anda berada dalam sisi “bertahan”, Anda akan menggunakan semua logika yang bisa Anda pikirkan untuk menjelaskan mengapa kita menghindari atau tidak melakukannya.
Sebaliknya saat Anda mengejar sesuatu maka Anda berada dalam sisi “menyerang”, Anda akan menggunakan semua resource, modal, keadaan, dan apapun yang ada untuk mengejar hal tersebut, termasuk mengabil resiko dan kemungkinan gagal. Anda tidak butuh lagi alasan, hanya tindakan yang berbicara.Berikut ini saya akan memberikan contoh tentang aplikasi dari sebuah usaha yang konsisten :
Ada sebuah turnamen sepakbola ada 2 tim yang menonjol. tim a yang pada penyisihan grup menang 8-0, 6-0, 4-0, 5-0. dan tim B yang pada penyisihan grup hanya menang 1-0, 3-0, 2-0, 2-0. Tetapi pada babak perdelapan tim A kalah 1-0 dari tim lain. Dan tim B menang 2-0 dari tim lain. sehingga tim B bisa melaju ke babak perempat final dan seterusnya. Sedangkan tim A harus merelakan tim nya pulang kandang karena kalah di babak perdelapan. Dapat diambil kesimpulan bahwa tim B lebih konsisten dari tim A. Tim B bisa terus menang walaupun dengan performa yang stabil dengan skor yang tidak terlalu menonjol, Sedangkan tim A menang hanya di penyisihan grup dengan skor yang menyakinkan tetapi performanya menurun di akhir-akhir turnamen. Usaha yang sedikit demi sedikit, stabil, dan meningkat. Jauh lebih baik dari pada usaha yang membabi buta dan angin-anginan.
Saya akan memberikan contoh tentang teori 10.000 jam untuk menjadi sukses. 10.000 jam untuk menjadi sukses adalah sebuah teori dari Malcom Gladwell, dimana dari hasil penelitiannya bahwa orang-orang sukses sudah menjalani lebih dari 10.000 jam untuk menjadi sukses.
Praktek Membuat Perbaikan
Pada tahun 1960, saat mereka masih sebuah band rock sekolah tinggi yang tidak dikenal, The Beatles pergi ke Hamburg Jerman, untuk bermain di sebuah klub lokal. Kelompok ini dibayar rendah. Akustik yang mereka miliki cukup mengerikan. Para penonton tidak menghargainya. Jadi pengalaman apakah yang didapat The Beatles di Hamburg? Jam waktu bermain. Jam waktu bermain yang memaksa mereka untuk menjadi lebih baik.
Sebagaimana Beatles tumbuh dalam keterampilan mereka, penonton menuntut lebih banyak pertunjukan – waktu bermain lebih banyak. Pada tahun 1962 mereka bermain delapan jam per malam, tujuh malam per minggu. Pada tahun 1964, tahun dimana mereka meledak dalam kancah internasional, The Beatles telah bermain lebih dari 1.200 konser bersama-sama. Sebagai perbandingan, kebanyakan band saat ini tidak bermain 1.200 kali dalam karier mereka.
Menyelinap Keluar Rumah untuk Menulis Pemrograman
Anda sudah tahu bagaimana Microsoft didirikan. Bill Gates dan Paul Allen putus kuliah untuk membentuk perusahaan pada tahun 1975. Apakah Sesederhana itu: Drop out dari kuliah, kemudian memulai sebuah perusahaan, dan menjadi miliarder, kan?. Persepsi Anda keliru jika mereka sukses mereka hanya dengan Drop Out Kuliah dan Membangun Perusahaan.
Lebih lanjut terungkap bahwa Gates dan Allen telah memiliki ribuan jam praktek pemrograman sebelum mendirikan Microsoft. Pertama, dua pendiri ini bertemu di sebuah sekolah swasta elit di wilayah Seattle. Sekolah membeli komputer untuk klub komputer sekolah pada tahun 1968. Dan jenis komputer terminal jarang ada bahkan untuk kalangan universitas saat itu. Sedangkan Gates memiliki akses ke komputer saat kelas delapan (SMP). Gates dan Allen dengan cepat menjadi kecanduan dalam pemrograman.
Keluarga Gates tinggal di dekat Universitas Washington. Sebagai seorang remaja, Gates mulai kecanduan pemrograman dan sering menyelinap keluar rumah setelah jam tidur untuk menggunakan komputer Universitas. Gates dan Allen mengakuisisi 10.000 jam mereka melalui cara ini dan cara-cara pintar lainnya. Ketika tiba saatnya untuk memulai Microsoft pada tahun 1975, mereka berdua sudah siap.
Tindak Lanjut
Anda telah melihat cukup banyak bukti yang mengatakan bahwa 10000 jam bukanlah hal baru dalam menggapai kesuksesan. Selanjutnya Anda putuskan, bidang apa yang akan ditekuni dan lampaui 10000 jam untuk berlatih. Jika Anda sebagai profesional dan ingin sukses, maka dengan 40 jam seminggu, Anda akan menjejakkan kaki 10000 jam pada tahun kelima.
Sebaliknya jika Anda tidak ingin memulai dari awal, maka pastikan bidang keahlian Anda, yang sudah dilakukan sebelumnya dan pernah mendapatkan apresiasi bahwa Anda ahli dalam bidang tersebut. Identifikasikan keahlian dan kesenangan Anda, dan ciptakan lingkungan yang mendukung Anda untuk berlatih.
pada contoh diatas dapat disimpulkan bahwa orang sukses tersebut melakukan latihan2 lebih dari 10rb jam, dan dimana latihan tersebut bukan hanya dari kegiatan yg bersifat konsumtif tetapi lebih bersifat produktif, seperti ketika kita berlama2 dalam bermain game itu adalah kegiatan yg konsumtif, tetapi ketika kita berlama2 dalam membuat game itu aktifitas yang produktif.
Note:
pada contoh diatas dapat disimpulkan bahwa orang sukses tersebut melakukan latihan2 lebih dari 10rb jam, dan dimana latihan tersebut bukan hanya dari kegiatan yg bersifat konsumtif tetapi lebih bersifat produktif, seperti ketika kita berlama2 dalam bermain game itu adalah kegiatan yg konsumtif, tetapi ketika kita berlama2 dalam membuat game itu aktifitas yang produktif.
Note:
Comments
Post a Comment