Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain
Okeh siang hari ini akan saya mulai
dengan cerita mengenai ketertarikan saya mengenai Persuation Tecknik(teknik
mengajak), mengapa saya tertarik mengenai skill ini, dikarenakan beberapa
minggu ini saya di ribetkan dengan salah satu siswa saya yang sangat sulit
diatur dan tidak mau mengerjakan tugas dari saya, pada teman-temannya yang lain
mau mengerjakan tugas dan merasa tugas itu tidak membebaninya. Mungkin saya
bisa saja memaksa siswa saya itu untuk menuruti keinginan saya, toh itu juga
untuk kebaikannya sendiri, dan yang mendapat manfaatnya dia sendiri. Tapi saya
mulai mempertingbangkan bahwa memaksa seseorang menuruti kemauan kita dengan
cara otoriter dan berkesan memaksa tidak akan memberikan efek yang jangka
panjang untuk orang itu mau menuruti kita, bila dengan cara yang kasar kita
bisa membuat orang itu menuruti kita, itu hanya akan berlangsung secara
sementara, dan bahkan di lain waktu orang itu makin antipati dengan apa yang
kita minta darinya. Akhirnya saya mulai mempertingbangkan dengan pendekatan
yang lebih persuasif dan influence. Saya mulai mencari-cari metode/teknik dalam
persuasive, dan saya akhirnya mendapatkan sebuah pencerahan dari JORDAN
BELFORT. Jordan Belfort adalah seorang salesman/Staff Broker yang sukses, buku
yang terkenal ia tulis adalah The Wolf of Wall Street, buku yang fenomenal tapi
disana banyak diceritakan tentang pentingnya skill persuasif dalam hidup setiap
inidividu, dimana dengan memiliki skill persuasif kita bisa menyampaikan
ide-ide, gagasan, ajakan kepada orang lain, sehingga orang lain mau mengikuti
kita tanpa terpaksa dan penuh kesadaran. Di Buku itu juga disampaikan bahwa
skill persuasif adalah dasar dari ilmu salesman, leader, manager, guru, coach,
presiden, raja atau setiap orang yang ingin menyampaikan ide-ide nya dalam
lingkungan social.
Jordan menyampaikan dalam buku nya
bahwa dalam proses persuasif orang yang ingin memberikan ajakan/himbauan akan
mengalami suatu proses hingga orang yang diajak/dihimbau mau mengikuti ajakan
itu dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan. Jordan menyebut proses itu
sebagai Straight Line Proses. Bahwa ketika seseorang
berusaha untuk memperngaruhi orang lain atau persuasif, maka orang yang
mempengaruhi harus membawa orang yang dipengaruhi dari tahap tidak yakin ke
tahap sangat yakin, sehingga proses nya dapat dianalogikan seperti garis lurus
dibawah ini.
Dalam proses nya tidak semudah yang
dibayangkan untuk membawa orang pada proses garis lurus dari tidak yakin
menjadi sangat yakin, karena di setiap bagian garis akan selalu ada
Objektion-objection/penolakan-penolakan yang muncul, setiap penolakan yang
muncul pada Straight Line Proses menandakan bahwa orang yang kita pengaruhi
masih memiliki keraguan, entah keraguan kepada kita, kepada produk/jasa yang
kita tawarkan, atau pengalaman buruh dimasa lalu yang pernah mereka alami.
Berikut ini adalah analogi gambar dari Objektion-objection/penolakan-penolakan
yang muncul.
Setiap penolakan yang muncul bila
dapat diatasi oleh orang yang mempengaruhi maka akan membawa orang yang
dipengaruhi pada tahap Certaint(sangat yakin), dan ketika orang yang
dipengaruhi sudah pada tahap sangat yakin maka akan sangat mudah untuk
mengikuti keinginan dari orang yang mempengaruhi.
Comments
Post a Comment