Bagaimana 4 tahap menjadi Master


Artikel kali ini akan saya mulai dengan pertanyaan dibenak saya mengenai, “Bagaimana seseorang bisa menjadi master/ahli dalam sesuatu yang sedang dipelajarinya?”. Pertanyaan ini tiba-tiba muncul dibenak saya karena beberapa hari yang lalu saya sempat dibuat depresi dengan proses belajar Bahasa Inggris yang sedang saya jalani. Saya sudah 2 tahun belajar Bahasa inggris, dan sudah cukup banyak kosakata dan grammar yang saya ketahui dan pahami, hal ini dapat di verifikasi oleh guru Bahasa inggris saya sendiri dan skor toefl yang saya dapatkan. Guru saya berkata bahwa vocabulary saya cukup baik dan skor toefl saya cukup tinggi, tetapi yang membuat saya heran adalah kecepatan/keluwesan saya dalam berbicara Bahasa inggris masih sangat kaku dan lambat. Akhirnya saya mencari referensi dari berbagai metode dan prosedur belajar, akhirnya saya menemukan satu teori belajar yang menarik dan memberi pencerahan bagi saya, yakni 4 tahan proses menjadi master.
Ternyata, para expert atau ahli yang kita nilai luar biasa, ternyata awalnya juga sama dengan orang-orang pada umumnya yang baru belajar. Mereka juga sama culunnya, sama kakunya, dan ternyata tidak lebih pintar dari para pemula. Para expert yang tadinya merupakan orang-orang biasa yang telah menjalani empat tahapan proses pembelajaran.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai “Empat Tahapan Menuju Mastery” atau secara internasional lebih dikenal dengan nama “Four Stages for Learning Any New Skill”. Ini adalah sebuah model yang dikembangkan oleh Noel Burch, karyawan “Gordon International Training”, pada tahun 1970-an yang menjelaskan tahap demi tahap yang dilalui seseorang dari tingkat paling dasar (pemula) hingga menuju tingkat mastery (expert/ahli).
A.  Unconscius and Incompetence(tidak sadar dan tidak mampu)\

Pada tahapan ini biasanya dialami pada orang yang belum memiliki motivasi untuk menguasai/memiliki suatu kemampuan tertentu. Hal ini disebabkan karena belum ada kebutuhan atau pengetahuan akan kebutuhan tersebut. Contoh: Malik adalah seorang siswa kelas 3 SD. Dia belum memiliki kebutuhan untuk skill menggunakan sepeda. Dia tidak memperhatikan bahkan menyadari apakah skill menggunakan sepeda itu dibutuhkan atau tidak. 
B.   Conscius and Incompetence(sadar dan tidak mampu)
Pada tahapan ini biasanya dialami pada orang yang sudah menyadari bahwa dirinya  belum memiliki kemampuan dan ia butuh kemampuan tersebut. Namun, dia belum tahu cara melakukan kemampuan tersebut. Contoh: Malik menyadari seluruh teman bermainnya sudah bisa naik sepeda semua sedangkan dia belum bisa. Pada saat itu Malik sudah memasuki tahap menyadari dan baru mulai mempelajari keterampilan naik sepeda tersebut.
C.   Conscius and Competence(sadar dan mampu)
Pada tahan ini seseorang sudah mempelajari suatu kemampuan, dia sudah tahu dan sudah bisa menggunakan kemampuan tersebut. Namun, dia masih memerlukan perhatian dan konsentrasi yang penuh dalam menggunakan kemampuan tersebut. Biasanya gerakan yang dilakukan masih kaku dan belum lancar. Contoh: Malik sudah bisa naik sepeda, tetapi ia masih harus konsentrasi penuh dalam mengayuh sepedanya dan menjaga keseimbangannya dalam menggunakan stang sepedanya.

D.  Unconscius and Competence(tidak sadar dan mampu)
Ketika seseorang sudah mencapai tahap ini maka bisa dibilang ia sudah mencapai tahap expert/ahli. Orang tersebut sudah bisa menggunakan kemampuan yang ia pelajari tanpa harus konsentrasi dan perhatian 100% lagi, yang artinya orang tersebut dapat menggunakan kemampuan itu secara otomatis. Contoh: Malik sudah berulang-ulang kali menggunakan sepedanya sehingga ia bisa bersepeda dengan baik, dan maneuver-manuver bersepeda yang dilakukannya pun lebih bervariasi tanpa takut terjatuh.



Comments

Popular posts from this blog

Rahasia Mengatur Channel Wifi 99,99% Stabil

Mengakses/Meremot Modem Indihome melalui jaringan Internet

MODE BRIDGE DALAM MODEM INDIHOME